![]() |
(sumber : www.pexels.com) |
“Menulis semudah berbicara” kira-kira ada yang tidak setuju dengan statment ini? Atau justru sebaliknya, ada yang sangat setuju dengan statment tersebut. yah pasti sebagian dari teman-teman ada yang menjawab setuju dan tidak setuju. tapi apakah alasan yang membuat temen-teman setuju dan tidak setuju? Nah teman-teman pasti punya jawaban yang berbeda-beda untuk menjawab pernyataan diatas, karena kendala masing-masing orang tidak sama.
Pada hari senin tanggal 17 April
kemarin aku belajar banyak tentang kepenulisan di Mata kuliah Penulisan Public
Relations. Mata kuiah ini diampu oleh Ibu Ajeng. Aku suka banget dengan cara
beliau mengajar. Selain menyampaikan materi, praktek menulis disetiap pertemuan, tidak lupa bu
Ajeng selalu menyisipkan motivasi-motivasi yang berhubungan dengan mata kuliah
yang disampaikan. Jadi aku selalu semangat ketika beliau mengajar, paling tidak
selalu ada perubahan yang aku lakukan setelah ikut kelas beliau. Maksudnya aku
tidak berubah kayak power ranger gitu ya wkwk, tapi berubah dalam artian sikap dan
tindakan. Yups bener berubah menjadi lebih baik lagi.
Menulis. Mungkin banyak yang
beranggapan bahwa menulis itu susah, menulis itu berat, menulis itu tidak segampang berbicara. Stop-stop,
statment itu sangat salah dan tidak benar. Percayalah bahwa menulis itu mudah,
semua orang punya kemampuan untuk menulis. Tidak ada orang yang dilahirkan di dunia ini dengan talenta, akan
tetapi talenta lahir karena kita mau belajar, belajar dan belajar secara
konsisten. Jadi sebenarnya menulis itu mudah. Jika kamu tidak suka menulis,
mulailah menulis dari hal-hal yang kamu sukai atau menulis dari hal-hal
terkecil. Seperti menulis pengalaman, menulis setiap kejadian-kejadian yang
pernah kamu lakukan atau kamu juga bisa menulis menggunakan metode re-tell
(menceritakan ulang bacaan yang pernah kamu baca). Dengan begitu kamu
akan terbiasa menulis, melalui proses terbiasa kamu akan menyukai bahkan jatuh cinta
dengan yang namanya menulis.
Kendala apa sih yang sering kita
temui saat menulis? Kehabisan kata-kata, ide buntu, gak ada inspirasi atau ada
yang lain. lalu solusi apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kendala
tersebut? membaca, yah benar sekali membaca merupakan hal yang sangat penting sebelum
kita memulai untuk menulis. Karena dari membaca kita akan mendapatkan banyak
referensi dari buku yang kita baca, sehingga kita tidak kehabisan kata-kata
saat menulis. Membaca juga tidak harus dimulai dari hal-hal yang menurut kamu susah untuk dipahami. Akan tetapi membaca bisa dimulai dari buku yang kamu
sukai atau membaca majalah, tabloid dan blog. Intinya sering-sering membaca agar
kamu punya banyak referensi saat menulis. Selain membaca, mungkin kita juga
perlu banyak main untuk mendapatkan inspirasi. Eits bukan berarti main-main ya,
kalau kata orang jawa dolane sing adoh atau mainlah yang jauh. Kenapa? agar
kita bisa mengenal indonesia bahkan bisa mengenal dunia jika main nya sudah
sampai ke asia dan eropa. intinya sering-sering main, tapi main yang bermanfaat,
agar kita bisa mengenal budaya-budaya dari setiap daerah sehingga pikiran kita
lebih terbuka, wawasan lebih luas, pengalaman bertambah dan tentunya kita bisa mengabadikan hasil jalan-jalan dalam bentuk tulisan kemudian publish ke sosial media.
Menulis itu semudah kita berbicara.
Karena menulis tidak harus menghasilkan karya yang bagus. Akan tetapi menulis
adalah proses, menulis adalah sebuah pembiasaan yang harus kita latih. Seperti
kata-kata yang selalu aku ingat, yaitu bisa karena terbisa dan bisa karena
dilatih. Untuk itu mari kita membiasakan menulis mulai dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar